Kaum muslimin rahimakumullah, di dalam kehidupan manusia,
Allah telah menetapkan jalan yang harus ditempuh oleh manusia melalui
syariat-Nya sehingga seseorang senantiasa Istiqomah dan tegak di atas
syariat-Nya, selalu menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya
serta tidak berpaling ke kanan dan ke kiri. Allah ta’ala telah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk senantiasa istiqomah.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: “Robb kami ialah Allah”, kemudian mereka
tetap beristiqomah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
mereka tiada (pula) berduka cita, mereka itulah penghuni-penghuni
surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah
mereka kerjakan (di dunia)” (QS. Al Ahqaaf [46]: 13-14)
Akan tetapi bagaimana pun juga seorang hamba tidak mungkin untuk
senantiasa terus dan sempurna dalam istiqomahnya. Terkadang seorang
hamba luput dan lalai yang menyebabkan nilai istiqomah seorang hamba
menjadi berkurang. Oleh karena itu, Allah memberikan jalan keluar untuk
memperbaiki kekurangan tersebut yaitu dengan beristigfar dan memohon
ampun kepada Allah ta’ala dari dosa dan kesalahan. Allah ta’ala berfirman yang artinya, Maka beristiqomahlah (tetaplah) pada jalan yang lurus menuju kepada Allah dan mohonlah ampun kepada-Nya”. (QS. Fushshilat [41]: 6).
Di dalam al-Qur’an maupun Sunnah telah ditegaskan cara-cara yang dapat
ditempuh oleh seorang hamba untuk bisa meraih istiqomah. Cara-cara
tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar. Allah Ta’ala berfirman, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ‘ucapan yang teguh’ dalam kehidupan di dunia dan di akhirat” (QS. Ibrahim [14] : 27). Makna “ucapan yang teguh” adalah
dua kalimat syahadat. Sehingga, Allah akan meneguhkan orang yang
beriman yang memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat ini di dunia
dan di akhirat.
Kedua, membaca al-Qur’an dengan menghayati dan merenungkannya. Allah berfirman yang artinya, “Katakanlah: ‘Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan al-Qur‘an itu dari Robb-mu dengan
benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang beriman, dan menjadi
petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri
(kepada Allah).” (QS. An Nahl [16]:102)
Ketiga, berkumpul dan bergaul di lingkungan orang-orang saleh. Hal
ini sangat membantu seseorang untuk senantiasa istiqomah di jalan Allah
ta’ala. Teman-teman yang saleh akan senantiasa mengingatkan
kita untuk berbuat baik serta mengingatkan kita dari kekeliruan. Bahkan
dalam al-Qur’an disebutkan bahwa hal yang sangat membantu meneguhkan
keimanan para sahabat adalah keberadaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah berfirman yang artinya, “Bagaimana
mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat
Allah dibacakan kepada kalian, dan Rosul-Nya pun berada di
tengah-tengah kalian? Dan barang siapa yang berpegang teguh kepada
(agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan
yang lurus.” (QS. Ali ‘Imran [3]:101)
Keempat, berdoa kepada Allah ta’ala agar Dia senantiasa memberikan kepada kita istiqomah hingga akhir hayat. Bahkan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha mengatakan bahwa doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah doa, “Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik ”
artinya “Wahai Zat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di
atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, Hakim, dishahihkan oleh Adz
Dzahabi, lihat pula Shahihul Jami’)
Kelima, membaca kisah Rasulullah, para sahabat dan
para ulama terdahulu untuk mengambil teladan dari mereka. Dengan membaca
kisah-kisah mereka, bagaimana perjuangan mereka dalam menegakkan
diinul Islam, maka kita dapat mengambil pelajaran dari kisah tersebut
sebagaimana firman Allah ta’ala yang artinya, “Dan semua
kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang
dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang
kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang
yang beriman.” (QS. Huud [11]: 120)
Kaum muslimin rahimakumullah demikianlah sedikit yang dapat kami sampaikan sebagai renungan bagi kita semua untuk meniti jalan istiqomah. Semoga Allah ta’ala memberikan keteguhan kepada kita untuk senantiasa menjalankan syariat-Nya hingga kelak kematian menjemput kita semua. Amiin ya Mujibbassaailiin.
Warga Main Hakim Sendiri Karena Hakim Sering Main- Main
11 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar