Social Icons

Pages

Sabtu, 19 Oktober 2013

Mahasiswa Indonesia di Jepang

inilah dia mahasiswa Indonesia indonesia di Jepang
ternyata mereka berprestasi menangkan kompetisi internasional yg diadakan desember 2010,dan diberi penghargaan january lalu
yang satu menang dlm bidang Laser-Induced Breakdown Spectroscopy yg satu menang dlm bidang sosial politik
ini OKNUMNYA gan

Shofwan Al Banna Choiruzzad

Ali Khumaeni

ini beritanya gan

Dua orang mahasiswa Indonesia yang sedang studi di Jepang memenangkan kompetisi internasional pada tahun 2010 ini. Satu orang memenangkan kompetisi dalam bidang sosial sciences dan seorang lagi dalam bidang applied sciences. Penghargaan dalam bidang sosial sciences disabet Sdr. Shofwan Al Banna Choirruzad sementara untuk bidang applied sciences di peroleh Sdr. Ali Khumaeni.
Sdr. Shofwan Al Banna Choiruzzad saat ini melanjutkan studi Doktornya di Ritsumeikan University, Kyoto dengan beasiswa DIKTI. Shofwan merebut juara kedua (2nd place) pada Youth Assay Competition 2010 dalam bidang Democracy that Delivers, yang diselenggarakan oleh CIPE (Center for International Private Enterprise) yang berafiliasi dengan US Chambers of Commerce,bersamadengan NED (National Endowment for Democracy). Artikel Shofwan berjudul “Making politics fun – why youth empowerment is important and how to make that happen”.
Penghargaan dalam bidang applied sciences diraih oleh Sdr. Ali Khumaeni, mahasiswa Indonesia yang studi di Fukui University Jepang dengan beasiswa MEXT dalam bidang Laser-Induced Breakdown Spectroscopy (LIBS) untuk aplikasi keamanan melalui analisis serbuk. Penghargan itu didapatnya dari 6th International Chemical Congress of Pacific Basin Societies (Pacifichem 2010) yang diselenggarakan di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat, 15-20 Desember 2010.
Makalah Khumaeni dengan judul “A Unique Technique for Rapid Analysis of Tiny Amount of Powder Sample Using Transversely Excited Atmospheric CO2 Laser-induced He Gas Plasma at 1 atm”, meraih penghargaan untuk bidang kategori keamanan. Mahasiswa program Master tahun kedua ini menawarkan metoda baru untuk menganalisis serbuk yang tersedia dalam jumlah sedikit (sekitar 2-5 mg). Serbuk dalam jumlah runut terkadang ditemukan di laboratorium kimia tanpa disertai dengan label (karena hilang, dll) sehingga sering kali muncul kesulitan untuk membedakan dengan serbuk lain. Hal ini karena adanya kesamaan warna dan ukuran partikelnya.Khumaeni berencana melanjutkan studinya ke program Doktor di laboratorium yang sama mulai April 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar