Asal pasti air yang menutupi sekitar 70% permukaan Bumi masih terus
menjadi perdebatan dan misteri bagi para ilmuwan. Banyak ilmuwan
menduga, obyek di luar angkasa mengirim air ke Bumi dalam tabrakan
dahsyat segera setelah Bumi terbentuk.
Dugaan tersebut
menggantikan anggapan air terbentuk bersamaan terbentuknya Bumi.
Peneliti berspekulasi, air yang muncul di permukaan planet ini saat
terbentuk 4,5 miliar tahun silam kemungkinan besar bisa menguap oleh
matahari muda.
Artinya, air yang ada di Bumi bisa jadi berasal
dari tempat lain. Planet di bagian dalam tata surya (Mars, Merkurius,
Venus) mungkin terlalu panas untuk menjadi ‘rumah’ air selama fomasi
tata surya, jadi air yang ada di planet hunian manusia ini bukan berasal
dari sana.
Meski begitu, badan-badan planet luar seperti
bulan-bulan Yupiter dan komet berada cukup jauh dari matahari. Hasilnya,
badan-badan ini bisa menyimpan es. Selama periode empat miliar tahun
silam yang disebut Late Heavy Bombardment, benda berukuran masif yang
kemungkinan besar berasal dari luar tata surya menghantam Bumi dan
planet-planet dalam.
Menurut penulis senior Science Kristina
Grifantini, terdapat kemungkinan, benda-benda ini berisi air.
“Tabrakan-tabrakan yang terjadi inilah yang mengirim waduk air raksasa
yang memenuhi bumi”.
Untuk waktu yang lama, para astronom menduga,
komet (potongan es dan batu dengan ekor panjang es yang menguap) yang
memutari orbit sekitar mataharilah yang mengirimkan air ini.
Namun,
pengukuran jarak jauh air yang menguap dari beberapa komet utama yang
ada (Halley, Hyakutake, dan Hale-Bopp) mengungkap, air es yang ada di
komet itu terbuat dari berbagai jenis H2O (yang mengandung isotop lebih
berat dari hidrogen) dari Bumi.
Artinya, komet-komet ini tak bisa
menjadi sumber air di planet hunian manusia. Otomatis, komet besar
keluar dari daftar ‘pelaku’ pengirim air ke Bumi. Para astronom pun
mulai bertanya-tanya apakah petunjuk terakhir air di Bumi mungkin
terletak di sabuk asteroid.
Wilayah tempat ratusan ribu asteroid
yang mengorbit antara planet dalam dan luar ini diyakini oleh para
astronom terlalu dekat dengan matahari untuk menjadi ‘rumah’ air. Namun,
para astronom baru-baru ini menemukan bukti pertama es di asteroid 24
Themis.
Penemuan asteroid es ini menunjukkan kemungkinan adanya
jauh lebih banyak es di sabuk asteroid di luar dugaan semula. Selain
itu, hal ini seolah memberitahu kemungkinan lain asal-usul air laut.
Pesawat
yang dikirim untuk mengeksplorasi asteroid, seperti pesawat ruang
angkasa DAWN, di tahun-tahun mendatang akan mengungkap lebih lanjut
mengenai es air misterius tersebut guna membantu manusia memahami awal
keberadaan air di Bumi.
SUMBER
Warga Main Hakim Sendiri Karena Hakim Sering Main- Main
11 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar