Social Icons

Pages

Kamis, 21 November 2013

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Sifat koligatif larutan ialah sifat larutan yang hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut tidak dipe-
ngaruhi oleh jenis zat terlarut.
Sifat koligatif larutan yang akan dibahas adalah :
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmotik
Sebelum membahas sifat koligatif larutan dan baimana sifat koligatif tersebut berlaku bagi suatu larutan, akan dibahas dahulu mengenai kemolalan, kemolaran dan fraksi mol.
A. Kemolalan, Kemolaran dan Fraksi Mol
Kemolalan atau molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg atau 1000 gram zat pelarut. Satuan kemolalan adalah molal dan diberi notasi m.
Kemolaran atau molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Satuan
kemolaran adalah molar dan diberi notasi M.
atau
dengan : m = kemolalan
M = kemolaran
g = massa zat terlarut ( gram )
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
p = massa zat pelarut ( gram )
V = volume larutan ( ml )
Fraksi mol suatu larutan menyatakan jumlah mol zat dibagi jumlah mol total komponen larutan
( zat pelarut + zat terlarut ).
dengan : XA = fraksi mol zat pelarut
XB = fraksi mol zat terlarut
nA = jumlah mol zat pelarut
nB = jumlah mol zat terlarut
Jadi, total fraksi mol :
Contoh soal 1 :
Jika 1,71 gram Ba(OH)2 dilarutkan dalam 250 ml air, tentukanlah kemolalan dan kemolaran larutan tersebut ! Ar. Ba = 137; O = 16; H = 1
Jawab :
Contoh soal 2 :
Jika 11,2 gram KOH dilarutkan dalam 90 gram air, tentukanlah fraksi mol zat pelarut dan fraksi mol zat terlarut ! Ar. K = 39; O = 16; H = 1
Jawab :
Contoh soal 3 :
Diketahui larutan urea 2 M. Jika massa jenis larutan urea = 1,2 g ml-1 dan Mr urea = 60, tentukanlah fraksi mol larutan tersebut !
Jawab :
B. Sifat Koligatif Larutan Non Elektrolit
Zat non elektrolit jika dilarutkan dalam suatu pelarut tidak disertai dengan peristiwa ionisasi sehingga jumlah partikel zat dalam larutan sebanding dengan konsentrasi larutannya.
1. Penurunan Tekanan Uap Jenuh ( P )
Jika ke dalam suatu ruangan tertutup dimasukkan pelarut pada suhu tertentu, sebagian pelarut tersebut akan menguap dan memenuhi ruangan. Uap yang dihasilkan akan menentukan nilai te-kanan ruangan tersebut. Nilai tekanan uap jenuh pelarut tersebut disebut tekanan uap pelarut mur-ni. Jika ke dalam pelarut tersebut dimasukkan suatu zat sehingga terbentuk larutan, kemudian dibi-arkan mencapai kesetimbangan pada suhu yang sama dengan suhu jenuh ( kesetimbangan ) pela-
rut murni, tekananyang terjadi oleh uap jenuh pelarut dari larutan tersebut disebut tekanan uap la-
rutan dan diberi notasi P.
Dari percobaan yang dilakukan Raoult, diperoleh kesimpulan bahwa tekanan uap jenuh larutan berbanding lurus dengan perbanyakan tekanan uap jenuh pelarut murni dengan fraksi molnya.
Hukum Raoult ini dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
P = tekanan uap jenuh larutan ( cm Hg )
Po = tekanan uap jenuh pelarut murni
XA = fraksi mol pelarut
Penurunan tekanan uap jenuh larutan terhadap pelarut murninya ialah :
∆ P = Po – P, karena P = Po . XA, maka ∆ P = Po – Po . XA
= Po ( 1 – XA )
Karena jumlah fraksi mol seluruh zat dalam suatu larutan adalah 1 atau XA + XB = 1
atau : XB = 1 – XA
Maka persamaan di atas sama dengan :
Keterangan :
∆P = penurunan tekanan uap jenuh larutan ( cm Hg )
XB = fraksi mol zat terlarut
Contoh soal 4 :
Tekanan uap air pada suhu 35oC adalah 42,2 mmHg. Pada suhu yang sama, tentukan :
a. tekanan uap larutan glukosa 15 % ( Mr. glukosa = 180; Mr. H2O = 18 )
b. penurunan tekanan uap larutan tersebut !
Jawab :
Contoh soal 5 :
Ke dalam 900 gram air dilarutkan 24 gram suatu zat non elektrolit. Ternyata tekanan uap jenuh larutan 25 mmHg. Bila tekanan uap jenuh air = 25,2 mmHg, tentukanlah Mr zat non elektrolit ter-
sebut !
Jawab :
Diagram P – T
M G CAIR F K
P = 1 atm
∆P
Tekanan
PADAT GAS
T2 0oC 100oC T
Suhu
–––––––––– = garis diagram untuk pelarut
= garis diagram untuk larutan
Keterangan :
a. Garis AB’, B’C’ dan B’D’ juga AB, BC dan BD menyatakan batas-batas antara ketiga fase ( padat – cair – gas ). Ketiga garis ini disebut garis 2 fase. Tiap titik pada garis 2 fase ini menyatakan P dan T di mana 2 fase dalam keadaan setimbang.
b. Garis AB dan AB’ merupakan garis kesetimbangan antara fase padat dan uap jenuh. Garis BC dan B’C’ merupakan garis kesetimbangan antara fase padat dan fase cair. Garis BD dan B’D’ merupakan garis kesetimbangan antara fase cair dan uap jenuh.
c. Titik B dan B’ disebut titik tripel.
d. G disebut titik beku air, M titik beku larutan, F titik didih air dan K titik didih larutan.
e. Penurunan tekanan uap jenuh larutan pada setiap suhu dapat dilihat dengan menarik garis vertikal pada setiap suhu yang dikehendaki sampai memotong garis pelarut murni dan garis larutannya pada gambar. ∆P adalah penurunan tekanan uap jenuh larutan pada suhu 100oC.
2. Kenaikan Titik Didih ( Tb )
Titik didih zat cair ialah temperatur tetap pada saat zat cair mendidih. Pada temperatur ini
tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal ini menyebabkan terjadi-
nya penguapan di seluruh bagian zat cair. Titik didih zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer.
Perbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih yang dinyatakan dengan notasi Tb.
Raoult mengemukakan bahwa kenaikan titik didih suatu larutan berbanding lurus dengan molalitas larutan dikalikan dengan tetapan kenaikan titik didih molalnya. Hukum ini dirumuskan sebagai berikut :
atau
Keterangan : Tb = kenaikan titik didih ( oC )
P = massa pelarut ( gram )
g = massa zat terlarut ( gram )
Mr = Mr zat terlarut
Kb = tetapan kenaikan titik molal ( oC kg mol-1 )
Catatan : kenaikan titik didih molal tiap zat berbeda-beda. Harga tetapan kenaikan titik didih
molal ditentukan oleh jenis pelarutnya, tidak tergantung dengan jenis zat terlarut.
Contoh soal 6 :
17,1 gram sukrosa, C12H22O11 dilarutkan dalam 400 gram air. Tentukan titik didih larutan ini jika
Kb. air = 0,52 oC/m.
Jawab :
Contoh soal 6 :
Terdapat 35 gram senyawa kloroform ( Mr = 119 ) yang dilarutkan dalam 500 gram benzena.
Jika titik benzena = 80,1 oC dan Kb. benzena = 2,52 oC/m, tentukan titik didih larutan kloroform dalam benzena.
Jawab :
3. Penurunan Titik Beku ( Tf )
Titik beku ialah suhu pada nilai tekanan tertentu, saat terjadi perubahan wujud suatu zat dari wujud cair menjadi wujud padat. Dalam kenyataan sehari-hari titik beku suatu larutan selalu lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Seperti halnya titik didih, maka penurunan titik be-ku larutan dirumuskan oleh Raoult sebagai berikut.
atau
Keterangan : Tf = kenaikan titik beku ( oC )
P = massa pelarut ( gram )
g = massa zat terlarut ( gram )
Mr = Mr zat terlarut
Kf = tetapan kenaikan beku molal ( oC kg mol-1 )
Catatan : kenaikan titik beku molal tiap zat berbeda-beda. Harga tetapan kenaikan titik beku
molal ditentukan oleh jenis pelarutnya, tidak tergantung dengan jenis zat terlarut.
Contoh soal 7 :
Ke dalam 250 gram air dilarutkan 15 gram urea ( Mr = 60 ). Jika Kf. air = 0,86 oC/m, tentukanklah
titik beku larutan urea.
Jawab :
Contoh soal 8 :
7,2 gram suatu zat non elektrolit dilarutkan dalam 250 gram air. Titik beku larutan itu – 0,576 oC.
Jika diketahui Kf. air = 1,8 oC/m,
Jawab :
4. Tekanan Osmotik (  )
Osmosis ialah peristiwa merembesnya pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat melalui selaput semipermeabel ( membran semipermiabel ). Selaput semiper-meabel ialah selaput tipis yang hanya dapat dilewati molekul-molekul pelarut, tetapi tidak da-
pat dilewati molekul-molekul zat terlarut.
Berdasarkan eksperimen yang dilakukan oleh Van’t Hoff, ia melihat adanya hubungan tekanan osmotik yang ditimbulkan oleh zat dalam larutan sama besarnya dengan tekanan gas dari zat tersebut dalam fase gas. Hubungan tekanan gas dengan jumlah mol gas dinyatakan dengan rumus :
atau
n
Karena ––– menyatakan jumlah mol zat dalam volume ( liter ) adalah konsentrasi molar zat ,
V
maka untuk menyatakan hubungan tekanan osmotic larutan dengan konsentrasi molar larutan dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :  = tekanan osmotik ( atm )
M = molaritas larutan ( mol/L )
R = tetapan gas ( = 0,082 L . atm . K-1 )
T = temperatur mutlak larutan ( K )
Contoh soal 9 :
2,4 gram urea, CO(NH2)2 dilarutkan dalam air yang suhunya 27 oC hingga volume larutan menjadi 800 ml. Tentukan tekanan osmotic larutan urea pada suhu ini !
Jawab :
Beberapa istilah pada pengukuran tekanan osmotik :
a. Isotonik : digunakan untuk menyatakan beberapa larutan yang mempunyai tekanan
osmotik sama.
b. Hipotonik : digunakan untuk menyatakan suatu larutan yang tekanan osmotiknya lebih
rendah daripada larutan lain.
c. Hipertonik : digunakan untuk menyatakan suatu larutan yang tekanan osmotiknya lebih
besar daripada tekanan osmotik larutan lain.
C. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Zat elektrolit jika dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion-ion penyusunnya sehingga jumlah
partikel zat pada larutan elektrolit akan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah partikel dalam
larutan nonelektrolit yang konsentrasinya sama.
Hal ini menyebabkan perubahan sifat koligatif pada larutan elektrolit lebih besar daripada larutan nonelektrolit ( penyimpangan hukum Raoult ).
Hubungan sifat koligatif larutan elektrolit dengan konsentrasi larutan dirumuskan oleh Van’t Hoff dari rumus Raoult dengan menambahkan faktor –i yang merupakan faktor penambahan jumlah partikel dalam larutan elektrolit.
Rumusannya sebagai berikut :
Sifat Koligatif
Larutan Larutan
Nonelektrolit Larutan
Elektrolit
Penurunan tekanan uap ( P )
Kenaikan titik didih ( ∆Tb )
Penurunan titik beku ( Tf )
Tekanan osmotik (  )
P = Po . XB
∆Tb = m . Kb
Tf = m . Kf
 = M . R . T
P = Po . XB . i
∆Tb = m . Kb . i
Tf = m . Kf . i
 = M . R . T . i
Keterangan : i = faktor Van’t Hoff
I = { 1 + ( n – 1 )  }
n = jumlah koefisien kation dan anion
 = derajat ionisasi elektrolit
Contoh soal 10 :
Jika 2 mol Na2SO4 dilarutkan dalam 900 gram air, tekanan uap jenuh air pada suhu 25 oC ada-
lah 23,76 mmHg. Tentukanlah :
a. tekanan uap larutan Na2SO4
b. penurunan tekanan uap larutan !
Jawab :
Contoh soal 11 :
2,4 gram magnesium sulfat dilarutkan dalam 400 gram air. Larutan ini mendidih pada suhu 100,0468 oC. Jika diketahui Kb. air = 0,52 oC/m dan Kf. air = 1,86 oC/m.
Tentukanlah :
a. derajat ionisasi MgSO4
b. titik beku larutan
Jawab :
Contoh soal 12 :
Jika 41,6 gram BaCl2 ( Mr = 208 ) dilarutkan dalam air hingga 5 liter, tentukanlah tekanan osmotik larutan tersebut pada suhu 27 oC!
Jawab :
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN.
Sifat koligatif larutan ialah sifat larutan yang hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut tidak dipe-
ngaruhi oleh jenis zat terlarut.
Sifat koligatif larutan yang akan dibahas adalah :
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmotik
Sebelum membahas sifat koligatif larutan dan baimana sifat koligatif tersebut berlaku bagi suatu larutan, akan dibahas dahulu mengenai kemolalan, kemolaran dan fraksi mol.
A. Kemolalan, Kemolaran dan Fraksi Mol
Kemolalan atau molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg atau 1000 gram zat pelarut. Satuan kemolalan adalah molal dan diberi notasi m.
Kemolaran atau molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Satuan
kemolaran adalah molar dan diberi notasi M.
atau
dengan : m = kemolalan
M = kemolaran
g = massa zat terlarut ( gram )
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
p = massa zat pelarut ( gram )
V = volume larutan ( ml )
Fraksi mol suatu larutan menyatakan jumlah mol zat dibagi jumlah mol total komponen larutan
( zat pelarut + zat terlarut ).
dengan : XA = fraksi mol zat pelarut
XB = fraksi mol zat terlarut
nA = jumlah mol zat pelarut
nB = jumlah mol zat terlarut
Jadi, total fraksi mol :
Contoh soal 1 :
Jika 1,71 gram Ba(OH)2 dilarutkan dalam 250 ml air, tentukanlah kemolalan dan kemolaran larutan tersebut ! Ar. Ba = 137; O = 16; H = 1
Jawab :
Contoh soal 2 :
Jika 11,2 gram KOH dilarutkan dalam 90 gram air, tentukanlah fraksi mol zat pelarut dan fraksi mol zat terlarut ! Ar. K = 39; O = 16; H = 1
Jawab :
Contoh soal 3 :
Diketahui larutan urea 2 M. Jika massa jenis larutan urea = 1,2 g ml-1 dan Mr urea = 60, tentukanlah fraksi mol larutan tersebut !
Jawab :
B. Sifat Koligatif Larutan Non Elektrolit
Zat non elektrolit jika dilarutkan dalam suatu pelarut tidak disertai dengan peristiwa ionisasi sehingga jumlah partikel zat dalam larutan sebanding dengan konsentrasi larutannya.
1. Penurunan Tekanan Uap Jenuh ( P )
Jika ke dalam suatu ruangan tertutup dimasukkan pelarut pada suhu tertentu, sebagian pelarut tersebut akan menguap dan memenuhi ruangan. Uap yang dihasilkan akan menentukan nilai te-kanan ruangan tersebut. Nilai tekanan uap jenuh pelarut tersebut disebut tekanan uap pelarut mur-ni. Jika ke dalam pelarut tersebut dimasukkan suatu zat sehingga terbentuk larutan, kemudian dibi-arkan mencapai kesetimbangan pada suhu yang sama dengan suhu jenuh ( kesetimbangan ) pela-
rut murni, tekananyang terjadi oleh uap jenuh pelarut dari larutan tersebut disebut tekanan uap la-
rutan dan diberi notasi P.
Dari percobaan yang dilakukan Raoult, diperoleh kesimpulan bahwa tekanan uap jenuh larutan berbanding lurus dengan perbanyakan tekanan uap jenuh pelarut murni dengan fraksi molnya.
Hukum Raoult ini dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
P = tekanan uap jenuh larutan ( cm Hg )
Po = tekanan uap jenuh pelarut murni
XA = fraksi mol pelarut
Penurunan tekanan uap jenuh larutan terhadap pelarut murninya ialah :
∆ P = Po – P, karena P = Po . XA, maka ∆ P = Po – Po . XA
= Po ( 1 – XA )
Karena jumlah fraksi mol seluruh zat dalam suatu larutan adalah 1 atau XA + XB = 1
atau : XB = 1 – XA
Maka persamaan di atas sama dengan :
Keterangan :
∆P = penurunan tekanan uap jenuh larutan ( cm Hg )
XB = fraksi mol zat terlarut
Contoh soal 4 :
Tekanan uap air pada suhu 35oC adalah 42,2 mmHg. Pada suhu yang sama, tentukan :
a. tekanan uap larutan glukosa 15 % ( Mr. glukosa = 180; Mr. H2O = 18 )
b. penurunan tekanan uap larutan tersebut !
Jawab :
Contoh soal 5 :
Ke dalam 900 gram air dilarutkan 24 gram suatu zat non elektrolit. Ternyata tekanan uap jenuh larutan 25 mmHg. Bila tekanan uap jenuh air = 25,2 mmHg, tentukanlah Mr zat non elektrolit ter-
sebut !
Jawab :
Diagram P – T
M G CAIR F K
P = 1 atm
∆P
Tekanan
PADAT GAS
T2 0oC 100oC T
Suhu
–––––––––– = garis diagram untuk pelarut
= garis diagram untuk larutan
Keterangan :
a. Garis AB’, B’C’ dan B’D’ juga AB, BC dan BD menyatakan batas-batas antara ketiga fase ( padat – cair – gas ). Ketiga garis ini disebut garis 2 fase. Tiap titik pada garis 2 fase ini menyatakan P dan T di mana 2 fase dalam keadaan setimbang.
b. Garis AB dan AB’ merupakan garis kesetimbangan antara fase padat dan uap jenuh. Garis BC dan B’C’ merupakan garis kesetimbangan antara fase padat dan fase cair. Garis BD dan B’D’ merupakan garis kesetimbangan antara fase cair dan uap jenuh.
c. Titik B dan B’ disebut titik tripel.
d. G disebut titik beku air, M titik beku larutan, F titik didih air dan K titik didih larutan.
e. Penurunan tekanan uap jenuh larutan pada setiap suhu dapat dilihat dengan menarik garis vertikal pada setiap suhu yang dikehendaki sampai memotong garis pelarut murni dan garis larutannya pada gambar. ∆P adalah penurunan tekanan uap jenuh larutan pada suhu 100oC.
2. Kenaikan Titik Didih ( Tb )
Titik didih zat cair ialah temperatur tetap pada saat zat cair mendidih. Pada temperatur ini
tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal ini menyebabkan terjadi-
nya penguapan di seluruh bagian zat cair. Titik didih zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer.
Perbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih yang dinyatakan dengan notasi Tb.
Raoult mengemukakan bahwa kenaikan titik didih suatu larutan berbanding lurus dengan molalitas larutan dikalikan dengan tetapan kenaikan titik didih molalnya. Hukum ini dirumuskan sebagai berikut :
atau
Keterangan : Tb = kenaikan titik didih ( oC )
P = massa pelarut ( gram )
g = massa zat terlarut ( gram )
Mr = Mr zat terlarut
Kb = tetapan kenaikan titik molal ( oC kg mol-1 )
Catatan : kenaikan titik didih molal tiap zat berbeda-beda. Harga tetapan kenaikan titik didih
molal ditentukan oleh jenis pelarutnya, tidak tergantung dengan jenis zat terlarut.
Contoh soal 6 :
17,1 gram sukrosa, C12H22O11 dilarutkan dalam 400 gram air. Tentukan titik didih larutan ini jika
Kb. air = 0,52 oC/m.
Jawab :
Contoh soal 6 :
Terdapat 35 gram senyawa kloroform ( Mr = 119 ) yang dilarutkan dalam 500 gram benzena.
Jika titik benzena = 80,1 oC dan Kb. benzena = 2,52 oC/m, tentukan titik didih larutan kloroform dalam benzena.
Jawab :
3. Penurunan Titik Beku ( Tf )
Titik beku ialah suhu pada nilai tekanan tertentu, saat terjadi perubahan wujud suatu zat dari wujud cair menjadi wujud padat. Dalam kenyataan sehari-hari titik beku suatu larutan selalu lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Seperti halnya titik didih, maka penurunan titik be-ku larutan dirumuskan oleh Raoult sebagai berikut.
atau
Keterangan : Tf = kenaikan titik beku ( oC )
P = massa pelarut ( gram )
g = massa zat terlarut ( gram )
Mr = Mr zat terlarut
Kf = tetapan kenaikan beku molal ( oC kg mol-1 )
Catatan : kenaikan titik beku molal tiap zat berbeda-beda. Harga tetapan kenaikan titik beku
molal ditentukan oleh jenis pelarutnya, tidak tergantung dengan jenis zat terlarut.
Contoh soal 7 :
Ke dalam 250 gram air dilarutkan 15 gram urea ( Mr = 60 ). Jika Kf. air = 0,86 oC/m, tentukanklah
titik beku larutan urea.
Jawab :
Contoh soal 8 :
7,2 gram suatu zat non elektrolit dilarutkan dalam 250 gram air. Titik beku larutan itu – 0,576 oC.
Jika diketahui Kf. air = 1,8 oC/m,
Jawab :
4. Tekanan Osmotik (  )
Osmosis ialah peristiwa merembesnya pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat melalui selaput semipermeabel ( membran semipermiabel ). Selaput semiper-meabel ialah selaput tipis yang hanya dapat dilewati molekul-molekul pelarut, tetapi tidak da-
pat dilewati molekul-molekul zat terlarut.
Berdasarkan eksperimen yang dilakukan oleh Van’t Hoff, ia melihat adanya hubungan tekanan osmotik yang ditimbulkan oleh zat dalam larutan sama besarnya dengan tekanan gas dari zat tersebut dalam fase gas. Hubungan tekanan gas dengan jumlah mol gas dinyatakan dengan rumus :
atau
n
Karena ––– menyatakan jumlah mol zat dalam volume ( liter ) adalah konsentrasi molar zat ,
V
maka untuk menyatakan hubungan tekanan osmotic larutan dengan konsentrasi molar larutan dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :  = tekanan osmotik ( atm )
M = molaritas larutan ( mol/L )
R = tetapan gas ( = 0,082 L . atm . K-1 )
T = temperatur mutlak larutan ( K )
Contoh soal 9 :
2,4 gram urea, CO(NH2)2 dilarutkan dalam air yang suhunya 27 oC hingga volume larutan menjadi 800 ml. Tentukan tekanan osmotic larutan urea pada suhu ini !
Jawab :
Beberapa istilah pada pengukuran tekanan osmotik :
a. Isotonik : digunakan untuk menyatakan beberapa larutan yang mempunyai tekanan
osmotik sama.
b. Hipotonik : digunakan untuk menyatakan suatu larutan yang tekanan osmotiknya lebih
rendah daripada larutan lain.
c. Hipertonik : digunakan untuk menyatakan suatu larutan yang tekanan osmotiknya lebih
besar daripada tekanan osmotik larutan lain.
C. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Zat elektrolit jika dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion-ion penyusunnya sehingga jumlah
partikel zat pada larutan elektrolit akan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah partikel dalam
larutan nonelektrolit yang konsentrasinya sama.
Hal ini menyebabkan perubahan sifat koligatif pada larutan elektrolit lebih besar daripada larutan nonelektrolit ( penyimpangan hukum Raoult ).
Hubungan sifat koligatif larutan elektrolit dengan konsentrasi larutan dirumuskan oleh Van’t Hoff dari rumus Raoult dengan menambahkan faktor –i yang merupakan faktor penambahan jumlah partikel dalam larutan elektrolit.
Rumusannya sebagai berikut :
Sifat Koligatif
Larutan Larutan
Nonelektrolit Larutan
Elektrolit
Penurunan tekanan uap ( P )
Kenaikan titik didih ( ∆Tb )
Penurunan titik beku ( Tf )
Tekanan osmotik (  )
P = Po . XB
∆Tb = m . Kb
Tf = m . Kf
 = M . R . T
P = Po . XB . i
∆Tb = m . Kb . i
Tf = m . Kf . i
 = M . R . T . i
Keterangan : i = faktor Van’t Hoff
I = { 1 + ( n – 1 )  }
n = jumlah koefisien kation dan anion
 = derajat ionisasi elektrolit
Contoh soal 10 :
Jika 2 mol Na2SO4 dilarutkan dalam 900 gram air, tekanan uap jenuh air pada suhu 25 oC ada-
lah 23,76 mmHg. Tentukanlah :
a. tekanan uap larutan Na2SO4
b. penurunan tekanan uap larutan !
Jawab :
Contoh soal 11 :
2,4 gram magnesium sulfat dilarutkan dalam 400 gram air. Larutan ini mendidih pada suhu 100,0468 oC. Jika diketahui Kb. air = 0,52 oC/m dan Kf. air = 1,86 oC/m.
Tentukanlah :
a. derajat ionisasi MgSO4
b. titik beku larutan
Jawab :
Contoh soal 12 :
Jika 41,6 gram BaCl2 ( Mr = 208 ) dilarutkan dalam air hingga 5 liter, tentukanlah tekanan osmotik larutan tersebut pada suhu 27 oC!

http://indrimayarfahharahap.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar