Perang siber antara peretas atau hacker Indonesia
dan Australia masih berlanjut. Kali ini, situs Kepolisian Federal (AFP)
dan Bank Sentral Australia yang menjadi korban dari serangan para
peretas.
Harian Sydney Morning Herald
(SMH), Kamis 21 November 2013 memperoleh informasi itu dari seorang Juru
Bicara AFP yang tak mau menyebut nama. Menurutnya, situs AFP masih
berfungsi dengan baik ketika staf meninggalkan tempat bekerja pada Rabu
malam.
Namun, pada Kamis dini hari situs yang beralamat di afp.gov.au sudah
kolaps dan tak dapat diakses. VIVAnews mencoba mengakses situs tersebut
hingga pukul 06.00 WIB, namun masih belum dapat kembali normal. Situs
sudah kembali normal saat diakses sekitar pukul 7.30 WIB. Namun saat
situs afp.gov.au diakses pukul 08.00 WIB dan 09.10 WIB situs itu mati.
Pihak AFP mengaku tak tahu pasti kapan situs tersebut kolaps. "AFP
tengah menyelidiki serangan terhadap situs kami atau situs milik
Pemerintah lainnya secara serius," ujar juru bicara itu.
Menurut AFP, siapa pun yang berani bertindak sejauh ini, mereka harus
siap dengan konsekuensinya. "Ini sudah masuk ke dalam perbuatan
kriminal," katanya.
Kendati hingga saat ini situsnya masih lumpuh, namun AFP berani
memastikan serangan para peretas tersebut tidak berpengaruh ke sistem Teknologi Informasi (TI) dan tidak ada informasi rahasia yang disimpan di situs tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar