Adzan merupakan seruan atau panggilan yang menandakan bahwa waktu salat telah tiba dan sekaligus mengajak kaum muslimin atau umat islam untuk menunaikan salat fardhu. Dalam sehari adzan terdengar lima kali dalam sehari. Seorang yang mengumandangkan adzan adalah kaum adam atau laki-laki yang biasa disebut muadzin. Sebenarnya dari yang benar adzan itu memiliki makna tersendiri bagi umat islam selain sebagai panggilan salat tetapi juga panggilan untuk menghadap ALLAH SWT tuhan yang maha esa sebagai bentuk ketaattannya dalam menjalankan perintah ALLAH dan juga sebagai media mediasi pertemuan secara batin antara hambanya dan sang pencipta.
Menurut Said Jibair, bahwa Ibnu Abbas seringkali menangis ketika mendengar adzan. sampai sampai surbannya basah oleh airmata. Ketika ada yang menanyakan mengapa begitu? Ibnu Abbas menjawab, ” Seandainya semua orang tahu makna seruan muadzin itu, pasti tidak akan dapat beristirahat dan tak akan dapat tidur nyenyak.”
Selanjutnya Ibnu abbas menjelaskan makna satu persatu dari kalimat
adzan tersebut. Dikatakan bahwa seruan Allahu Akbar mengandung makna
seakan akan ada kalimat, “Wahai sekalian manusia yang sedang sibuk
mengurusi harta duniawi, berhentilah sejenak. sambutlah seruan ini.
Istirahatkanlah badanmu dan segeralah beramal baik demi kepentingan dan
keuntungan dirimu sendiri.”
Ada tujuh kalimat yang biasa diucapkan oleh seorang muazzin dan
merupakan susunan kalimat azan yang sudah popular di kalangan umat
Islam; yiatu pertama;
الله أكبر
Ungkapan ini memberikan arahan kepada umat Islam yang hendak mencari dan mencapai kemenangan, bahwa hendaklah dia memulai gerak, aktifitas dan usahanya dengan menyebut nama Allah Yang Maha Besar. Ketika hendak memulai aktifitas, hendaklah dia mengingat bahwa ada Dzat Yang Maha Besar yang selalu akan membantu dan menolongnya dalam mencapai maksud dan tujuan itu. Memulai sesuatu dengan nama Allah dan meyakini Allah Maha Besar, akan berdampak pada munculnya rasa optimisme yang tinggi dalam diri seseorang. Sekalipun di tengah perjalanan, dia menghadapi berbagai macam bentuk hambatan dan rintangan, namun dengan keyakinan akan adanya pertolongan Allah yang Maha Besar, dia akan tetap teguh dalam mencapi tujuannya.
Ungkapan kedua;
أشهد ان لا إله إلا الله
Ungkapan ini berarti persaksian bahwa tiada tuhan yang berhak di sembah selain Allah. Ungkapan ini memberikan panduan kepada seseorang yang hendak memulai sesuatu agar memurnikan niatnya karena Allah, dan apapun yang dilakukannya adalah untuk tujuan ibadah. Sebab, tidak ada satupun pekerjaan yang dikerjaan manusia, kecuali bernilai ibadah. Begitulah yang ditegaskan dalam surat al-Bayyinah [98]:5
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”
Hal ini menjadi amat penting bagi seseorang yang hendak meraih sukses, bahwa sebesar apapun usahanya jika tidak untuk niat beribadah akan bernilai sia-sia. Memurnikan niat dan tujuan untuk beribadah, akan menjadikan seseorang bekerja dengan sungguh-sungguh. Karena, kalaupun kemudian usahanya mengalami kegagalan, setidaknya dia sudah mendapatkan bagian pahala dari Allah swt.
Ungkapan ketiga,
أشهد أن محمدا رسول الله
Ungkapan ini memberikan petunjuk kpeda manusia akan adanya sosok manusia agung dan sempurna yang mesti dijadikan contoh dan teladan. Nabi Muhammad saw. adalah sosok pekerja yang sangat sukses dalam mencapai setiap tujuan dan maksudnya. Dengan menyebutkan nama nabi Muhammad. saw, manusia diperintahkan untuk menjadikan beliau sebagai panutan, teladan dalam setiap aktifitas dan perbuatan mencapai kesuksesan. Nabi Muhammad saw. adalah pekerja yang ulet, cerdas, tangguh, sabar, ikhlas dan sebagainya.
Adalah hal yang sudah biasa bagi setiap manusia, bahwa untuk bekerja dia memerlukan contoh. Tentunya, yang mesti dijadikan contoh adalah yang terbaik dan paling sukses. Tipe sepeti itu hanyalah ada pada diri Rasulullah saw.
Ungkapan keempat,
حي على الصلاة
Panggilan untuk segera melaksanakan shalat memberikan arahan kepada setiap yang akan memulai sesuatu, bahwa hendaklah mengawalinya dengan ibadah; shalat. Ibadah akan mendatangkan keredaan Allah kepada seseorang, dan jika Allah sudah meredhainya tentulah semua keinginanya akan terwujud dengan sempurna dan kesuksesan dengan mudah akan diraih. Begitulah yang diingatkan Allah dalam surat al-Jum’ah [62]: 10
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”
Ungkapan ini memberikan arahan kepada umat Islam yang hendak mencari dan mencapai kemenangan, bahwa hendaklah dia memulai gerak, aktifitas dan usahanya dengan menyebut nama Allah Yang Maha Besar. Ketika hendak memulai aktifitas, hendaklah dia mengingat bahwa ada Dzat Yang Maha Besar yang selalu akan membantu dan menolongnya dalam mencapai maksud dan tujuan itu. Memulai sesuatu dengan nama Allah dan meyakini Allah Maha Besar, akan berdampak pada munculnya rasa optimisme yang tinggi dalam diri seseorang. Sekalipun di tengah perjalanan, dia menghadapi berbagai macam bentuk hambatan dan rintangan, namun dengan keyakinan akan adanya pertolongan Allah yang Maha Besar, dia akan tetap teguh dalam mencapi tujuannya.
Ungkapan kedua;
أشهد ان لا إله إلا الله
Ungkapan ini berarti persaksian bahwa tiada tuhan yang berhak di sembah selain Allah. Ungkapan ini memberikan panduan kepada seseorang yang hendak memulai sesuatu agar memurnikan niatnya karena Allah, dan apapun yang dilakukannya adalah untuk tujuan ibadah. Sebab, tidak ada satupun pekerjaan yang dikerjaan manusia, kecuali bernilai ibadah. Begitulah yang ditegaskan dalam surat al-Bayyinah [98]:5
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”
Hal ini menjadi amat penting bagi seseorang yang hendak meraih sukses, bahwa sebesar apapun usahanya jika tidak untuk niat beribadah akan bernilai sia-sia. Memurnikan niat dan tujuan untuk beribadah, akan menjadikan seseorang bekerja dengan sungguh-sungguh. Karena, kalaupun kemudian usahanya mengalami kegagalan, setidaknya dia sudah mendapatkan bagian pahala dari Allah swt.
Ungkapan ketiga,
أشهد أن محمدا رسول الله
Ungkapan ini memberikan petunjuk kpeda manusia akan adanya sosok manusia agung dan sempurna yang mesti dijadikan contoh dan teladan. Nabi Muhammad saw. adalah sosok pekerja yang sangat sukses dalam mencapai setiap tujuan dan maksudnya. Dengan menyebutkan nama nabi Muhammad. saw, manusia diperintahkan untuk menjadikan beliau sebagai panutan, teladan dalam setiap aktifitas dan perbuatan mencapai kesuksesan. Nabi Muhammad saw. adalah pekerja yang ulet, cerdas, tangguh, sabar, ikhlas dan sebagainya.
Adalah hal yang sudah biasa bagi setiap manusia, bahwa untuk bekerja dia memerlukan contoh. Tentunya, yang mesti dijadikan contoh adalah yang terbaik dan paling sukses. Tipe sepeti itu hanyalah ada pada diri Rasulullah saw.
Ungkapan keempat,
حي على الصلاة
Panggilan untuk segera melaksanakan shalat memberikan arahan kepada setiap yang akan memulai sesuatu, bahwa hendaklah mengawalinya dengan ibadah; shalat. Ibadah akan mendatangkan keredaan Allah kepada seseorang, dan jika Allah sudah meredhainya tentulah semua keinginanya akan terwujud dengan sempurna dan kesuksesan dengan mudah akan diraih. Begitulah yang diingatkan Allah dalam surat al-Jum’ah [62]: 10
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”
Di siamping itu, shalat sebagai salah satu bentuk zikir kepada Allah,
adalah hal yang bisa mendatangkan ketenangan jiwa bagi pelakunya. Jika
seseorang bekerja dengan hati yang tenang dan fikiran yang jernih,
tentulah kesukesan akan mudah diraih.
Ungkapan kelima;
حي على الفلاح
Ajakan ini adalah tujuan akhir dari usaha manusia; yaitu kesuksesan. Akan tetapi, kesuksesan ini baru akan diperoleh jika sebelumnya di awali dengan hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya; memulai dengan nama Allah, memurnikan niat untuk ibadah, mencontoh yang terbaik (Rasulullah), serta mengawalinya dengan ibadah (Shalat). Jika hal itu sudah dipenuhi anda pasti sukses. Akan tetapi, setelah kesuksesan di raih, mesti diikuit oleh ungkapan keenam;
ألله أكبر
Dengan ungkapan Allah Maha Besar setelah meraih kemenangan, akan menyadarkan manusia bahwa kesuksesan dan keberhasilan yang diperolehnya adalah berkat bantuan dan pertolongan Allah swt. Tidak satupun yang bisa terwujud di alam ini tanpa izin dari Allah. Pengakuan ini, akan menjadaikan manusia untuk selalu rendah hati dengan keberhasilannya, dan tidak berubah menjadi manusia yang angkuh dan sombong.
Akhir dari ungkapan azan adalah
لا إله إلا الله
Dengan ungkapan bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah setelah meraih sukses, akan menjadikan manusia sadar bahwa kesuksesan yang telah diraihnya mestilah dipergunakan kembalai untuk tujuan ibadah dan pengabdian kepada Allah. Betapa banyak, manusia yang sukses mencapai tujuannya, namun kesuksesan itu tidak banyak mendatangkan manfaat kepada manusia lain, bahkan tidak juga untuk dirinya sendiri.
Dengan ungkpan ini yang menjadi penutup kesuksesan, diharapkan bahwa setiap kesuksesan akan menjadikan pemiliknya menjadi manusia yang semakin berguna, bermanfaat serta semakin dekat dengan Allah melalui intensitas ibadahnya, baik secara kuntitas maupun kualitas.
Namun
hal hal seperti itu jarang kita pikirkan. Kita memandang bahwa shalat
adalah kegiatan rutinitas yang dilaksanakan lima kali dalam dua puluh
empat jam. Tak ada esensi yang menarik hati kita. shalat yang kita
kerjakan hanya semata-mata pelengkap identitas bahwa kita adalah orang
Islam. Dimana salah satu ciri orang Islam adalah menjalankan sholat lima
waktu. Inilah pikiran yang keliru. Kalau kita menganggap sholat sekedar
demikian itu, maka akan membahayakan agama kita.
Ungkapan kelima;
حي على الفلاح
Ajakan ini adalah tujuan akhir dari usaha manusia; yaitu kesuksesan. Akan tetapi, kesuksesan ini baru akan diperoleh jika sebelumnya di awali dengan hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya; memulai dengan nama Allah, memurnikan niat untuk ibadah, mencontoh yang terbaik (Rasulullah), serta mengawalinya dengan ibadah (Shalat). Jika hal itu sudah dipenuhi anda pasti sukses. Akan tetapi, setelah kesuksesan di raih, mesti diikuit oleh ungkapan keenam;
ألله أكبر
Dengan ungkapan Allah Maha Besar setelah meraih kemenangan, akan menyadarkan manusia bahwa kesuksesan dan keberhasilan yang diperolehnya adalah berkat bantuan dan pertolongan Allah swt. Tidak satupun yang bisa terwujud di alam ini tanpa izin dari Allah. Pengakuan ini, akan menjadaikan manusia untuk selalu rendah hati dengan keberhasilannya, dan tidak berubah menjadi manusia yang angkuh dan sombong.
Akhir dari ungkapan azan adalah
لا إله إلا الله
Dengan ungkapan bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah setelah meraih sukses, akan menjadikan manusia sadar bahwa kesuksesan yang telah diraihnya mestilah dipergunakan kembalai untuk tujuan ibadah dan pengabdian kepada Allah. Betapa banyak, manusia yang sukses mencapai tujuannya, namun kesuksesan itu tidak banyak mendatangkan manfaat kepada manusia lain, bahkan tidak juga untuk dirinya sendiri.
Dengan ungkpan ini yang menjadi penutup kesuksesan, diharapkan bahwa setiap kesuksesan akan menjadikan pemiliknya menjadi manusia yang semakin berguna, bermanfaat serta semakin dekat dengan Allah melalui intensitas ibadahnya, baik secara kuntitas maupun kualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar