Indonesia Masih Terjajah, Belum Merdeka!!!
Oleh : Ria Fariana
Bulan Agustus adalah bulan kemerdekaan
Indonesia dari penjajahan, katanya. Di setiap sudut kota, kampung dan
kelurahan dihias sedemikian rupa dengan warna dominan merah dan putih
sebagai simbol bendera bangsa. Lampu-lampu kerlap-kerlip dipasang
warna-warni menyemarakkan suasana.
Di hari H nanti, tepat tanggal 17
Agustus, biasanya banyak orang memakai baju daerah suku masing-masing
dan juga pakaian sesuai dengan profesi cita-cita para murid-murid. Ada
yang memakai kostum dokter, insinyur, pilot, polisi, dll.
Upaya untuk memperingati pun dilakukan
dengan berbagai cara mulai dari lomba makan kerupuk, lomba memasukkan
pensil ke botol hingga panjat pinang dan tangkap belut. Malamnya digelar
tirakatan, tumpengan syukuran dan biasanya disertai musik hingar bingar untuk merayakan hari kemerdekaan RI.
Melihat fakta-fakta tersebut, kita jadi patut bertanya neh, “Benarkah kita sudah merdeka?”
Itu pertanyaan awal dulu yang sederhana sebelum kita beralih ke
pertanyaan lain semisal gimana sih cara mengisi kemerdekaan bila memang
kita sudah benar-benar sudah merdeka? Topik inilah yang akan bahas kali
ini. So, pantengin terus yah.
…Indonesia masih terjajah. Selamanya negeri ini akan terjajah bila tak ada kemauan kuat untuk keluar dari penjajahan ini. Ironisnya, sangat sedikit orang yang sadar bahwa bangsa ini masih terjajah…
Indonesia Sudah Merdeka, Benarkah?
Pertanyaan ini wajar banget muncul di
remaja cerdas kayak kamu. Soalnya dari pertanyaan sederhana namun kritis
inilah nantinya akan membuat kamu melek tentang apa yang sebetulnya
terjadi dengan kondisi Indonesia yang katanya sudah merdeka ini.
Secara konstitusi, Indonesia dinyatakan
merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945 yang dideklarasikan oleh
Soekarno-Hatta. Hal inilah yang diyakini oleh mayoritas manusia baik
dalam maupun luar negeri tentang kapan hari kemerdekaan Indonesia.
Sejak anak TK hingga Perguruan Tinggi
(PT), dari yang lulusan SD sampai yang bergelar profesor sepakat
menjawab dengan tanggal tersebut. Dari masyakarat desa hingga masyarakat
kota pun akan setuju dengan hal itu.
Faktanya, apa benar Indonesia sudah
benar-benar merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945? Merdeka itu kan
artinya bebas. Bebas dari penjajahan dalam bentuk apa pun juga. Nah,
sekarang yuk kita telusuri apa benar kita sudah terbebas dari penjajahan
alias merdeka dalam segala bidang?
…Fenomena antrean pengisian BBM yang sampai puluhan meter di banyak daerah di Indonesia, mengingatkan kita pada zaman penjajahan Jepang dulu…
Merdeka secara formal konstitusional
(halah, bahasanya muluk banget ya, hehe..) Indonesia bisa dibilang
sudah. Tapi merdeka secara hakiki alias bebas menentukan nasib sendiri
tanpa didikte oleh orang lain, hmm… kayaknya belum. Kok bisa?
Coba lihat aja hal-hal di sekitar kita
yang dekat dengan kehidupan kamu. Ketika berangkat sekolah, berapa kamu
harus bayar angkot mengingat kenaikan BBM pada bulan lalu yang makin mencekik. Trus,, berapa uang SPP yang harus dibayar ortumu supaya kamu bisa tetap sekolah, harga buku, harga baju seragam dll.
Walhasil, kalo kamu nggak bisa bayar itu
semua, jangan harap kamu bisa menikmati bangku sekolah seperti saat
ini. Makanya, pantas aja sampai-sampai ada istilah dan buku terbit
dengan judul ‘Orang Miskin Dilarang Sekolah’ sebagai sindiran betapa
mahalnya harga pendidikan di negeri ini.
Pulang sekolah, kamu pasti merasa lapar
apalagi bagi mereka yang uang sakunya dalam keadaan ‘Kanker’ alias
‘Kantong Kering’ dan pas-pasan, jadi gak bisa jajan di kantin sekolah
dech. Sesampainya di rumah, makanan belum ada karena ayah ibumu pusing
dengan harga sembako yang melambung tinggi.
Sudah mahal, sulit pula dari pasaran.
Mau beli matengan juga pastinya mahal. Kalopun beli dengan uang saku
yang pas-pasan itu, pasti dapat dikit makanannya. Duh pusing…. katanya
Indonesia kaya akan hasil bumi dan tambang minyak bumi, tapi harga
minyak dan sembako pada melambung tinggi.
…Belum lagi antrean yang lainnya semisal beras murah, minyak goreng murah hingga pembagian BALSEM alias BLSM cap “Kepentingan” yang masih pro dan kontra di era Presiden SBY ini…
Fenomena antrean pengisian BBM yang
mengular berjajar-jajar sampai puluhan meter di banyak kota dan daerah
di Indonesia, mengingatkan kita pada zaman penjajahan Jepang doeloe.
Belum lagi antrean yang lainnya semisal
beras murah, minyak goreng murah hingga pembagian BALSEM alias BLSM cap
“Kepentingan” yang masih pro dan kontra di era Presiden SBY ini.
Persis kayak zaman Indonesia tempo
doeloe ketika kebutuhan pokok sulit diperoleh karena memang itu adalah
salah satu taktik penjajah dalam mengendalikan tanah jajahannya, dan
untuk menyengserakan rakyat Indonesia. adakah yang beda?
Bedanya kalo di zaman penjajahan doeloe
itu para pemimpin mencari cara untuk merdeka hingga titik darah
penghabisan, lha kalo pemimpin kita sekarang malah merdeka sendiri
sambil duduk di kursi empuk sambil menikmati tetesan keringat dan darah
rakyatnya sendiri.
Pemerintah sering berdalih kalo semua
kebijakan menaikkan harga BBM adalah untuk mengurangi angka kemiskinan
dan menyelamatkan APBN. Kalau banyak orang sanksi dan tidak percaya
terhadap tipu-tipu ini, saya sich sangat percaya bahwa niat pemerintah
itu tulus.
…Pemerintah sering berdalih kalo semua kebijakan menaikkan harga BBM adalah untuk mengurangi angka kemiskinan dan menyelamatkan APBN......Angka kemiskinan memang berkurang drastis karena banyak rakyat mati akibat kebijakan yang sarat dengan nuansa pesanan asing ini …
Angka kemiskinan memang berkurang
drastis karena banyak rakyat mati akibat kebijakan yang sarat dengan
nuansa pesanan asing ini. Kalo rakyat miskin banyak yang mati kelaparan,
secara statistik hal ini akan mengurangi angka kemiskinan yang ada di
negeri ini. Ironis!
Seperti inikah potret merdeka yang
dicita-citakan oleh negeri ini? Trus, kalo dipikir-pikir, kenapa juga
negeri ini seakan-akan sulit sekali meraih kemerdekaan hakiki dalam
makna yang sebenarnya, bukan hanya merdeka semu yang setiap tahun
diperingati dengan lomba dan upacara. Ternyata semua itu ada jawabannya
loh.
Indonesia Masih Terjajah!!!
Yups, Indonesia sebetulnya belum
benar-benar merdeka dalam arti sesungguhnya. Negeri ini masih terjajah
dalam banyak segi atau bahkan di semua segi kehidupannya. Mulai dari
perekonomiannya yang sangat kapitalistik dengan sistem riba dan
pendidikan yang sekuler pool.
Kehidupan sosial yang egois dan
mementingkan diri sendiri, kebudayaan yang bisanya cuma membebek asing,
politiknya berlaku hukum rimba; siapa kuat dia yang menang, pertahanan
keamanan yang masih tergantung pada kebijakan Amerika dan sekutunya,
penegakan hukum yang tebang pilih, setengah hati, dll.
Belum lagi ideologinya yang nano-nano
alias campur-baur antara kapitalis, sekuleris, sosialis demokratis dll…
Kalopun Islam mau dipraktekkan hanya sedikit sekali penerapan hukum
Islam, yakni untuk urusan perkawinan aja.
…Negeri ini masih terjajah dalam banyak segi atau bahkan di semua segi kehidupannya......Mulai dari perekonomiannya yang sangat kapitalistik dengan sistem riba dan pendidikan yang sekuler pool…
Pernah nggak di sekolah kamu mendapat
dogma dari pelajaran PPKN bahwa Indonesia bukan Negara agama tapi juga
bukan Negara sekuler. Trus apaan loh? Karena semua serba bukan,
Indonesia akhirnya jadi Negara yang bukan-bukan dan gado-gado kayak
sekarang ini.
Nggak jelas mau berpijak ke mana or
melangkah ke mana. Ibarat orang mau membangun rumah, bentuk pondasinya
kacau balau dan gak tau apa yang dimau ketika pondasi yang kacau balau
tersebut sudah berdiri. Semua serba setengah hati.
Karena pondasi atau dasar yang nggak
jelas, akhirnya banyak masuk pesanan asing yang mendikte, apa kemauan
mereka untuk dipaksakan pada pondasi dan bangunan yang akan didirikan
itu. Akhirnya, Indonesia bukan milik rakyat, tapi milik asing.
Indonesia pun masih terjajah. Selamanya
negeri ini akan terjajah bila tak ada kemauan kuat dari masyarakatnya
untuk keluar dari penjajahan ini. Ironisnya, sangat sedikit orang yang
sadar bahwa bangsa ini masih terjajah.
Mayoritas yang ada malah bersikap
sebaliknya, yaitu bersuka ria karena nganggap bahwa bangsa ini sudah
merdeka sehingga sulit diajak nyadar dan berpikir.
…Selamanya negeri ini akan terjajah bila tak ada kemauan kuat dari masyarakatnya untuk keluar dari penjajahan ini......Ironisnya, sangat sedikit orang yang sadar bahwa bangsa ini masih terjajah…
Lomba 17 Agustusan sekedar lucu-lucuan
giat dilaksanakan, semisal lomba balap karung, sepakbola pake sarung,
menangkap belut, makan krupuk, dll.
Semua itu hanya hiburan sesaat untuk
melupakan beban hidup yang berat. Setelah lomba selesai, masyarakat
dihadapkan lagi pada masalah hidup yang menghimpit. Sungguh, negeri ini
benar-benar belum merdeka!!!
Ayo, Rebut Kemerdekaan!
Ternyata kita belum merdeka, kawan. Kita
butuh merebut kemerdekaan dulu sebelum nantinya akan kita isi dengan
apa kemerdekaan ini.
Btw, gak salah nih ngajak merebut kemerdekaan di hari gene? Enggak donk. Kamu udah pada ngeh
kan bahwa negeri ini tuh masih belum merdeka dan terjajah dalam semua
segi kehidupan. Hanya manusia hidup saja yang enggan hidup dalam kondisi
terjajah.
Dan cuma mayat hidup saja yang pasrah
dengan nasib buruk sebagai bangsa terjajah. Saya yakin kamu semua bukan
termasuk golongan Zombie ini. Jadi ayo, mulai sekarang kita bergerak
untuk keluar dari penjajahan ini. How?
…Ternyata kita belum merdeka, kawan. Kita butuh merebut kemerdekaan dulu sebelum nantinya akan kita isi dengan apa kemerdekaan ini…
Pertama, mulai merdekakan pikiran kamu
dari semua hal berbau penjajahan. Bebaskan diri kamu dari mental sebagai
orang terjajah. Buang pemikiran rusak dan bobrok dari penghambaan
kepada hawa nafsu berganti menjadi penghambaan pada Allah saja.
Campakkan sikap membebek pada ideologi
dan sistem asing untuk kemudian meyakini bahwa ideologi dan sistem dari
Sang Maha Pencipta Alam Semesta adalah satu-satunya yang mampu
mengeluarkan manusia dari penjajahan ini. Ideologi dan sistem apakah
itu? Ya pasti Islam-lah. Emang ada yang lain? Gak mungkin!
Kedua, bila keyakinan ini telah menancap
kuat dalam benakmu, jangan diam. Merebut kemerdekaan bukan kerja satu
orang, tapi kerja bersama melibatkan banyak orang dari berbagai
kalangan.
Ayo sebarkan keyakinan bahwa kita harus
merebut kemerdekaan ini hanya dengan kembali pada ideologi dan sistem
Islam saja. Ideologi dan sistem Islam ini hanya bisa terwujud dalam
sebuah institusi bernama Daulah Islamiyyah atau Khilafah Rosyidah ‘ala
Minhajin Nubuwwah.
Jangan takut susah dan menderita dalam
perjuangan merebut kemerdekaan yang hakiki ini. Karena sungguh, tak ada
yang namanya jalan enak bagi para pejuang. Terjal dan berliku adalah
sunnatullah perjuangan. Ingat itu!!
…Jangan takut susah dan menderita dalam perjuangan merebut kemerdekaan yang hakiki ini. Karena sungguh, tak ada yang namanya jalan enak bagi para pejuang…
Dan hanya satu saja yang membedakan
mental pejuang sebenarnya dengan yang pura-pura sok jadi pejuang.
Pejuang sejati tak kenal kompromi dengan para penjajah. Sedangkan
pejuang gadungan selalu mencari dalih agar kerasnya perjuangan bisa
diperlunak dengan beribu alasan.
Perbedaan yang lain adalah, kalo
perjuangan standar biasanya berbumbu nasionalisme, perjuangan kita kali
ini berskala internasionalisme. Dengan melakukan langkah di atas, kita
tak cuma membebaskan Indonesia dari penjajahan namun secara bertahap,
kita membebaskan dunia secara keseluruhan.
Yakinlah, saudara-saudara kita di
belahan bumi yang lain juga sama-sama berjuang menuju kemerdekaan hakiki
dengan Islam. Dan yang lebih asyik lagi, kemerdekaan yang akan kita
rebut, tidak hanya berdimensi dunia saja namun bakal kita bawa hingga
akhirat kelak berupa pahala dan surga-Nya. Wow…keren kan?
Soo, perjuangan belum selesai dan
berhenti, teman. Perjuangan merebut kemerdekaan ini harus dilaksanakan.
Jangan mau kamu diadu-domba sesama muslim oleh kaum Kafir dengan
tudingan ‘Terorisme’.
Jangan pula kamu mau dijebak dengan
issue bom dan sebutan Islam garis keras, radikal, ekstrimis dan berbagai
julukan yang menyudutkan lainnya. Perjuangan kita adalah perjuangan
pemikiran yaitu membebaskan umat dari pengaruh dogma rusak semacam
penyakit Demokrasi dan SEPILIS (sekularisme, pluralisme, dan
liberalisme).
…Perjuangan merebut kemerdekaan ini harus dilaksanakan. Jangan mau kamu diadu-domba sesama muslim oleh kaum Kafir dengan tudingan ‘Terorisme’…
Kita gak butuh bom untuk menyerang
paham-paham rusak di atas. Yang kita butuhkan hanya pemikiran yang kuat
dan tajam, bukti akurat dan pemahaman Islam yang utuh, nggak
separuh-separuh. Itu saja senjata kita. Plus tentunya keimanan yang
mendalam sehingga pertolongan Allah akan segera terwujud di
tengah-tengah kita.
Semoga tulisan sederhana ini mampu
menyadarkan kamu-kamu yang dulunya percaya bahwa negeri ini telah
merdeka. Dan semoga tulisan ini bisa menjadi bekal kamu untuk menularkan
semangat perjuangan merebut kemerdekaan hakiki dari tangan penjajah
kapitalis, Demokrasi dengan sistem kufur lainnya.
Yuk sama-sama kita tekadkan di hati
bahwa hidup terjajah itu gak asyik. Hidup sebagai budak ideologi sekuler
itu gak keren. Yang asyik dan keren cuma ketika kita menjadi makhluk
bebas dan merdeka dalam sebuah sistem sempurna yaitu Syari’at Islam.
Untuk menuju ke sana, tentu butuh perjuangan kita-kita.
Pertanyaannya, maukah kamu menjadi salah
satu pejuang itu? Imbalannya bukan hanya mulia di dunia saja namun
kebahagiaan akhirat pun telah menunggu kita, insya Allah. Jadi,
tak ada alasan lagi kan bagi kita untuk mangkir dari merebut
kemerdekaan hakiki dalam naungan Ilahi? Tentu tidak! Ayo semangat!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar